Senin, 12 Januari 2015

Tentang ADHD lengkap


1. Pengertian ADHD


     ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan psikiatrik pada anak yang mengakibatkan terganggunya perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Angka kejadian ADHD di seluruh dunia diperkirakan mencapai hingga lebih dari 5 %. Dilaporkan lebih banyak terdapat pada laki-laki dibandingkan dengan wanita. Di Amerika Serikat, penelitian menunjukkan kejadian ADHD mencapai 7%.

2. Gejala ADHD

ADHD pada anak ditandai dengan 3 gejala utama, yaitu:
a. Inatensi (Kurang dapat memusatkan perhatian)
  • Ceroboh dalam melakukan pekerjaan / aktifitas
  • Mudah bosan
  • Acuh / cuek saat diajak berbicara
  • Sering gagal dalam menyelesaikan tugas-tugasnya namun, gagal BUKAN diakibatkan karena tidak paham / menentang)
  • Sering kesulitan dalam mengatur aktivitas dan tugas
  • Enggan melakukan tugas yang perlu ketekunan
  • Sering kehilangan barang yang digunakan (pensil, buku, dll)
  • Perhatian mudah teralih oleh rangsangan sekitar
  • Lalai dalam melakukan aktivitas sehari-hari


b. Impulsifitas (bertindak tanpa pikir panjang atau kesulitan untuk menunda respon)
  • Sering menyela pembicaraan
  • Sering mengganggu permainan anak-anak lain
  • Sering kesulitan untuk menunggu gilirannya (Tak mau antre)
  • Sering cepat menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan selesai


c. Hiperaktifitas (tidak bisa diam)
  • Sering bicara berlebihan
  • Selalu bergerak dan tidak pernah lelah
  • Sering kesulitan mengikuti permainan yang tenang (Catur, halma, dll)
  • Sering berlari-lari atau memanjat berlebihan
  • Tidak dapat duduk diam
  • Sering gelisah, tangan dan kaki bergerak-gerak saat duduk


d. Sikap menentang
  • Sering melanggar peraturan
  • Bermasalah dengan orang-orang yang memiliki otoritas
  • Lebih mudah merasa terganggu, mudah marah (dibandingkan dengan mereka yang seusia).



e. Cemas
  • Banyak mengalami rasa khawatir dan takut
  • Cenderung emosional
  • Sangat sensitif terhadap kritikan
  • Mengalami kecemasan pada situasi yang baru atau yang tidak familiar
  • Terlihat sangat pemalu dan menarik diri.



f. Masalah Sosial
  • Hanya memiliki sedikit teman
  • Sering memiliki rasa rendah diri dan tidak percaya diri.

     Anak penyandang ADHD perlu penanganan segera oleh tenaga profesional untuk mengatasi gangguannya.

      Permasalahan perilaku seperti ini seringkali menyebabkan anak penyandang ADHD menunjukkan:
  • Sosialisasinya kurang baik
  • Prestasi yang buruk di sekolah (walaupun pada dasarnya cerdas))
  • Pada saat remaja seringkali terlibat pengguaan NARKOBA
  • Lebih beresiko mengalami kecelakaan
  • Menunjukkan kualitas pekerjaan yang rendah pada masa dewasanya.
3. Penyebab ADHD

1. Faktor lingkungan / psikososial

a. Konflik keluarga
b. Sosial ekonomi keluarga yang tidak memadai
c. Jumlah keluarga yang terlalu besar
d. Orang tua terkena kasus kriminal
e. Orang tua dengan gangguan jiwa
f. Anak yang diasuh di penitipan anak
g. Riwayat kehamilan dengan eklampsia, pendarahan antepartum, fetal distress, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah, ibu merokok saat hamil, dan alkohol
2. Faktor genetik
Terdapat mutasi gen pengkode neurotransmiter dan reseptor dopamin (D2 dan D4) pada kromosom 11p.

3. Gangguan otak dan metabolisme

a. Trauma lahir atau hipoksia yang berdampak injury pada lobus frontalis di otak
b. Pengurangan volume serebrum
c. Gangguan fungsi asrosit dalam pembentukan dan penyediaan laktatserta gangguan fungsi oligodendrosit


Orang tua dan saudara penderita ADHD memiliki risiko hingga 2- 8 x terdapat gangguan ADHD. Teori lain menyebutkan adanya gangguan disfungsi sirkuit neuron di otak yang dipengaruhi oleh berbagai gangguan neurotransmiter sebagai pengatur gerakan dan kontrol aktivitas diri.


Faktor risiko yang meningkatkan terjadinya ADHD:
  • Kurangnya deteksi dini
  • Gangguan pada masa kehamilan (infeksi, genetik, keracunan obat, alkohol,  rokok dan stress psikogenik)
  • Gangguan pada masa persalinan (prematur, postmatur, hambatan persalinan, induksi, kelainan persalinan)

4. Penanganan ADHD 



  • Anak penyandang ADHD membutuhkan penanganan dengan berbagai pendekatan. Pendekatan akeluarga, pendekatan sekolah, terapi perilaku, dan terapi obat
  • Bila anak penyandang ADHD sesegera mungkin dibawa berobat ke psikiater (dokter ahli jiwa) dan mendapatkan penanganan, maka sangat memungkinkan prestasi akademik akan meningkat, dan dampak buruk ADHD seperti terlibat narkoba, kecelakaan, dll dapat dihindarkan.
Semoga Bermanfaat ^.^



Artikel yang terkait